KKMB Unismuh Desak Kapolres Bulukumba Ungkap Otak Pendirian Gelanggang Sabung Ayam di Kecamatan Kajang

BULUKUMBA, INDIWARTA.COM – Menjelang peringatan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober, suara kritis datang dari mahasiswa Bulukumba. Kerukunan Keluarga Mahasiswa Bulukumba (KKMB) Universitas Muhammadiyah Makassar mendesak aparat kepolisian untuk bertindak tegas terhadap maraknya praktik sabung ayam di Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Dalam pernyataannya, KKMB menilai praktik sabung ayam yang disertai perjudian itu telah menjadi penyakit sosial yang mengakar, bahkan diduga mendapat perlindungan dari oknum aparat keamanan.

“Sabung ayam bukan sekadar hiburan ilegal. Di baliknya ada perjudian dan potensi kriminalitas. Kalau polisi diam, masyarakat bisa kehilangan kepercayaan pada penegak hukum,” ujar Jadid, Ketua KKMB Unismuh Makassar, Senin, (27/10/ 2025).

Ia menilai, momentum Sumpah Pemuda seharusnya menjadi ajang refleksi bagi aparat kepolisian dalam menunjukkan integritas dan keberpihakan kepada masyarakat.

“Kami mendesak Kapolda Sulsel untuk mencopot Kapolres Bulukumba jika benar ada pembiaran terhadap praktik ilegal ini,” tegasnya.

Sebelumnya, beredar video di media sosial yang memperlihatkan arena sabung ayam di Kecamatan Kajang, Bulukumba. Kegiatan itu diduga digelar secara terbuka pada 24 Oktober 2025 tanpa ada tindakan berarti dari pihak kepolisian. Warga menilai kejadian serupa kerap berulang di lokasi yang sama.

Eks Ketua KKMB, Heriawan, bahkan menuding ada “otak” di balik berdirinya gelanggang sabung ayam tersebut yang hingga kini belum tersentuh hukum. “Polda Sulsel harus turun tangan. Ungkap siapa dalangnya. Jangan biarkan hukum tumpul ke bawah tapi tajam ke atas,” ujarnya.

KKMB menegaskan akan terus memantau perkembangan kasus ini dan siap menggelar aksi jika tidak ada langkah konkret dari aparat penegak hukum di Bulukumba.

“Penegakan hukum bukan sekadar janji di baliho atau sambutan upacara. Ini soal keberanian menindak siapa pun yang melanggar, termasuk jika pelakunya orang berseragam,” tutup Jadid. (*)