TAKALAR, INDIWARTA.COM – Kreativitas siswa SMAN 4 Takalar patut diacungi jempol. Melalui Tim Generasi Terampil, mereka berhasil menciptakan briket ramah lingkungan berbahan dasar limbah ikan dan daun kering. Inovasi ini tidak hanya menjawab persoalan sampah, tetapi juga membuka peluang baru sebagai bahan bakar alternatif bernilai ekonomis.
Program ini lahir dari kerja sama SMAN 4 Takalar dengan UNICEF, Yayasan Indonesia Mengabdi (YIM), serta Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan. Uji coba pertama dilakukan pada Sabtu, 13 September 2025 di lingkungan sekolah dan berjalan sesuai rencana.
Briket yang dihasilkan kemudian diuji di Laboratorium Kimia Universitas Hasanuddin Makassar. Hasil analisis menunjukkan nilai kalor briket daun kering mencapai 4610,15 kkal/kg, sedangkan briket berbahan limbah ikan sebesar 4607,77 kkal/kg. Nilai ini sudah mendekati standar mutu SNI 01-6235-2000 yang mensyaratkan minimal 5000 kkal/kg. Dengan perbaikan komposisi bahan dan teknik karbonisasi, produk ini diyakini mampu menembus standar SNI.
Kepala UPT SMAN 4 Takalar, H. Abd. Gaffar, S.Pd., M.Pd., menyampaikan apresiasi terhadap kreativitas siswanya.
“Kegiatan ini sangat inovatif dan melibatkan partisipasi siswa secara langsung. Bahan baku juga mudah dijangkau karena sekolah kami dekat dengan UPT PPI Beba. Harapan kami, inovasi ini tidak hanya memiliki nilai guna, tapi juga nilai pasar,” ujar Gaffar.
Ia menambahkan, pihaknya berterima kasih kepada UNICEF, Disdik Sulsel, dan YIM yang telah memberikan bimbingan dan dukungan penuh kepada sekolahnya.
Sementara itu, guru pendamping program, Susi Susanti, S.Pd., Gr., menekankan pentingnya dukungan pemerintah daerah agar inovasi ini bisa berkembang lebih luas.
“Ke depan kami berharap ada dukungan dari Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perikanan dan Kelautan, serta Dinas Koperasi dan UMKM Takalar. Semoga ruang kreasi siswa ini menjadi contoh bagi sekolah lain dan mendapat perhatian lebih dari pemerintah daerah,” tuturnya.
Melalui inovasi ini, siswa SMAN 4 Takalar membuktikan bahwa kreativitas bisa lahir dari hal sederhana, bahkan dari limbah yang sering dianggap tak berguna. Jika dikembangkan lebih lanjut, briket ramah lingkungan karya anak muda Takalar ini berpotensi menjadi solusi energi alternatif sekaligus penggerak ekonomi lokal. (*)