TAKALAR, INDIWARTA.COM – Aktivitas mobil trek pengangkut pasir yang melintas di jalur sempit permukiman warga Kelurahan Pattallassang, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Takalar, menuai keluhan. Kendaraan bertonase besar itu disebut beroperasi hampir setiap hari, bahkan hingga larut malam, sehingga memicu keresahan warga sampai mengakibatkan kerusakan jalan.
Warga menduga mobil-mobil trek tersebut berasal dari tambang pasir di wilayah Bontoramba, Kabupaten Gowa. Namun, jalur yang digunakan justru melintasi kawasan pemukiman padat di Pattallassang, Takalar, yang kondisi jalannya sempit dan tidak dirancang untuk kendaraan berat.
“Hanya satu tambang yang saya tahu dekat dari Pattallassang, itu di Bontoramba kalau memang Masi buka. Tapi mobil-mobil trek itu hampir tiap hari lewat depan rumah, bahkan sampai malam,” ungkap seorang warga.
Keluhan serupa disampaikan warga Lingkungan Palemba. Ia menyebut, dalam sehari bukan hanya satu kendaraan yang melintas, melainkan bisa mencapai lima mobil sekaligus, bahkan hingga tengah malam.
“Bagaimana jalan tidak rusak kalau bukan cuma satu mobil, kadang sampai lima mobil lewat bersamaan setiap hari bahkan berpapasan lagi mobil truk pengangkut pasir dari arah Kammi kelurahan Pallantikang, itu sampai tengah malam,” ujarnya, Jumat (26/12/2025).
Warga menilai aktivitas tersebut tidak hanya merusak infrastruktur, tetapi juga membahayakan keselamatan. Kondisi aspal yang tipis, ditambah kendaraan bermuatan berat yang diduga melebihi kapasitas, sehingga membuat jalan cepat berlubang.
“Kalau begini terus, jalan bisa tambah rusak parah. Aspalnya tipis, sementara mobil trek masih aktif lewat dengan muatan berat. Di sini juga banyak anak-anak bermain di lorong. Kalau terjadi kecelakaan, siapa yang bertanggung jawab?” keluh warga lainnya.
Selain rusak, kondisi jalan yang berlubang dan minim penerangan pada malam hari dinilai sangat berbahaya bagi pengguna jalan. Padahal, jalur tersebut merupakan akses utama warga, terutama saat hari pasar Pattallassang untuk menuju ke pusat Kota Takalar.
“Membahayakan sekali kalau pemerintah setempat tidak segera bertindak. Apalagi ini jalur utama warga saat hari pasar menuju kota,” ujar warga.
Masyarakat berharap pemerintah setempat, khususnya Kepala Kelurahan Pattallassang, segera mengambil langkah tegas untuk menertibkan aktivitas kendaraan berat tersebut.
Menurut warga, jika aktivitas pengambilan pasir memang berada di wilayah Bontoramba, maka seharusnya kendaraan tambang menggunakan jalur di wilayah Kabupaten Gowa, bukan melintasi pemukiman warga Takalar. Penertiban dan solusi konkret dinilai mendesak demi keselamatan, kenyamanan, serta mencegah kerusakan jalan yang semakin parah. (*)












