Kapal Pembom Ikan di Tanakeke Tiba-Tiba Berubah Warna, Warga Curiga Ada Upaya Hilangkan Jejak

TAKALAR, INDIWARTA.COM – Kasus dugaan pemboman ikan di perairan Tanakeke memasuki babak baru. Kapal jolloro yang diduga digunakan dalam aksi tersebut diketahui telah berganti warna dalam waktu singkat. Semula berwarna biru-putih, kapal tersebut kini tampak dicat ulang menjadi oranye-putih.

Perubahan warna kapal itu pertama kali disadari warga setempat yang selama ini memantau perkembangan kasus tersebut. Mereka menduga langkah tersebut dilakukan untuk menyulitkan proses identifikasi oleh aparat penegak hukum.

“Kapal yang ada dalam video itu sudah dicat ulang. Jelas ini cara untuk menghilangkan jejak,” ujar seorang warga Tanakeke yang meminta identitasnya dirahasiakan, Kamis (6/11/2025).

Warga tersebut menegaskan bahwa masyarakat tidak akan tinggal diam. “Kami akan terus melapor, terus menyampaikan bukti sampai pelaku ditangkap dan diproses sesuai hukum.”

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Takalar, Hatta, saat dikonfirmasi terkait perkembangan penyidikan, menyebut pihaknya sedang melakukan pemeriksaan lanjutan.

“Semua saksi sementara dipanggil,” ujarnya singkat.

Sebelumnya, Polres Takalar telah memanggil tiga orang yang diduga terlibat, yakni NI, SU, dan UD. Ketiganya diketahui memiliki hubungan keluarga: seorang ayah dan dua orang anak. Pemeriksaan terhadap ketiganya terus berjalan untuk menguatkan dugaan keterlibatan dalam aksi pemboman ikan tersebut.

Aparat kembali mengimbau masyarakat untuk tetap kooperatif dan memberikan informasi yang relevan. “Kerja sama warga sangat menentukan dalam mengungkap kasus ini,” kata Hatta.

Pemboman ikan merupakan kejahatan yang merusak ekosistem laut dan mengancam kelestarian sumber daya perikanan. Pelaku dapat dijerat dengan Undang-Undang Perikanan dengan ancaman hukuman pidana penjara dan denda berat.

Kasus ini mencuat setelah beredarnya video amatir yang memperlihatkan dua orang tengah melempar dan meledakkan bom ikan di tengah laut. Video tersebut menyebar luas di berbagai platform media sosial dan menuai kecaman, baik dari pemerintah daerah maupun kelompok pemerhati lingkungan.

Masyarakat Tanakeke kini menanti langkah tegas aparat penegak hukum, sembari berharap perairan mereka dapat kembali aman dari praktik ilegal yang merusak laut dan mengancam mata pencaharian nelayan setempat. (*)