INDIWARTA.COM, MAKASSAR_ Pemilihan 3 besar calon rektor UNM yang dilaksankan pada hari selasa, (27/2) lalu di Menara Pinisi masih menyisahkan beberapa kejanggalan bagi Prof Ichsan yang juga ikut dalam kontestasi pilrek, dimana dirinya tidak lolos pada putaran kedua karena hanya mengantongi 3 suara senat. Perlu diketahui, Prof Hasmyati berhasil mengungguli keempat kandidat lainnya dengan mengantongi 51 suara, sementara disusul Prof Karta Jayadi yang mengantongi 5 suara, dan Prof Hasnawi yang mengsntongi 4 suara.
Prof Ichsan Ali sampai harus terbang ke Jakarta guna melaporkan indikasi kejanggalan proses pilrek ini, dirinya menyebut ada 9 poin laporan berdasarkan bukti-bukti yang diadukan ke Kemenristekdikti dan berharap dari Kementerian bisa menginvestigasi ke lapangan. Walaupun hal tersebut sudah dibantah oleh ketua panitia pilrek Prof Hamsu Gani membantah tudingan tersebut, dan menganggap proses pilrek sudah berlangsung sesuai aturan.
Mengenai beberapa permasalahan tersebut, alumnus Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Aiswar atau yang akrab disapa Dody Bakaru turut menanggapi dugaan kejanggalan yang dimaksud. Dia menghimbau agar proses pilrek kali ini harus betul-betul menghasilkan figur leader yang akan membawa kampus UNM lebih jaya kedepannya, bukan karena hasil transaksional yang sifatnya pragmatis atau cara-cara tidak terhormat lainnya.
“Saya berharap dan banyak teman-teman alumni dalam sela-sela diskusi kita berharap kampus kita ini (UNM) harus dipimpin oleh figur yang kredibel dan bersih, tidak terlahir dari cara-cara yang pragmatis transaksional, tentu itu harapan mendasar kami sebagai alumni”, papar Dody.
Dirinya juga mendorong kepada Prof Ichsan Ali untuk mengungkap seterang-terangnya dugaan kejanggalan pilrek yang dimaksudkan, agar seluruh civitas akademika bisa mengikuti rangkaian pilrek dan turut memastikan nahkoda nantinya adalah figur yang punya integritas yang kuat.
“Tentu menarik untuk kita simak dan ikuti perkembangan proses pilrek ini, kami juga meminta kepada Prof Ichsan untuk dibuka saja ke publik mengenai dugaan kejanggalan tersebut. Sehingga kami pun selaku bagian dari kampus bisa turut memastikan pemimpin berikutnya memang punya kredibilitas”, bebernya.
Adapun pembelaan yang selalu disampaikan oleh Prof Hamsu Gani selaku ketua panitia pilrek bahwa proses pilrek sudah berjalan terbuka, jujur dan sesuai aturan, menurutnya terlalu normatif.
Lebih lanjut Dody menjelaskan, seharusnya ketua panitia merespon dengan baik dugaan yang dilaporkan Prof Ichsan dan turut serta mendorong agar hal tersebut bisa dibuktikan dengan dilakukannya langkah-langkah investigasi.
“Pilrek ini janganlah diburu-buru, proses ini harus menghasilkan Rektor baru yang bersih, supaya langkah kedepan bisa mulus. Jadi ada baiknya Prof Hamsu selaku ketua panitia mendukung pembuktian indikasi yang ditemukan oleh Prof Ichsan, kalau perlu panitia menjembatani agar segera dilakukan langkah-langkah investigasi”, tegas Dody.
Selanjutnya jadwal pemilihan rektor putaran kedua rencananya dijadwalkan pada 7 mei 2024. Selanjutnya ketiga calon rektor hasil penjaringan putaran pertama akan memperubtkan kembali suara senat dan suara Kementerian. Menilik hasil penjaringan putaran pertama, Prof Hasmiyati berada diatas angin, namun segalanya masih bisa berubah. (*)