HUT Ke-17 KPJ Makassar, Seniman Asmin Amin – Zaenal Beta Doakan IAS 2024

Indiwarta.com_ MAKASSAR, Seniman senior Sulsel, Asmin Amin, bercerita bagaimana peliknya kehidupan para musisi jalanan Makassar, beberapa tahun terkahir.

Setelah diterpa pandemi sekira 3 tahunan, mereka yang mayoritas tergabung dalam Kelompok Pengamen Jalanan (KPJ), juga diperhadapkan dengan tantangan perubahan digitalisasi zaman.

Musisi jalanan yang biasanya mengisi panggung-panggung hiburan, terpukul dengan murahnya set hiburan panggung yang tersedia lewat handphone cerdas.

Mereka yang menyusuri jalan dan pintu-pintu restoran, dipaksa menepi, karena kebiasaan masyarakat yang selalu lebih memilih mematuk kepala dan mata ke layar ponsel saja.

Itu diperparah dengan minimnya perhatian dari mereka yang ada di kalangan atas saat ini.

Nyaris tidak ada perhatian pemerintah, atau para pejabat yang sibuk mencitrakan diri dekat dengan kalangan seniman Sulsel dan musisi jalanan.

“Jadi, beberapa tahun terakhir, saya menjadi saksi mata, bagaimana para musisi jalanan ini begitu akrab dengan yang namanya lapar. Beberapa kali di depan mata saya, rasa lapar itulah yang menjadi penyebab sorot mata di antara musisi jalanan, yang dulunya hangat, berubah seolah permusuhan, bahkan kepada kepada sesama sahabatnya,” papar mantan anggota DPR RI itu, dalam dialog Peringatan HUT Ke-17 KPJ Makassar, di Taman Macan, Jumat (28/7/2023) malam.

Tapi, Asmin juga berkisah, 17 tahun hidup mati KPJ, ada satu sosok yang tidak pernah lupa dengan seniman dan musisi jalanan.

Sosok itu adalah Pembina KPJ Makassar, Dr Ilham Arief Sirajuddin (IAS). Asmin lebih akrab menyapanya Aco.

“Tidak menjadi pejabat sekalipun, Acolah yang paling setia menyiapkan waktu menemani KPJ. Mungkin, yang paling bisa memahami rasa lapar yang sering dialami anak KPJ 17 tahun ini adalah Aco,” ungkap Asmin, disambut tepuk riuh sebanyak 80-an musisi dan mantan musisi jalanan Makassar yang hadir.

Sambung sosok yang akrab disapa Tetta itu, IAS seperti cahaya bagi musisi dan seniman jalanan Makassar, bahkan mungkin Sulsel.

“Tidak salah jika KPJ dan para sahabat KPJ mendoakan cahaya itu akan bersinar kembali di tahun 2024 mendatang. Lewat pemilihan gubernur,” tegas Asmin Amin.

Pada kesempatan yang sama, maestro pelukis tanah liat dunia, Zaenal Beta, ikut berpesan tentang IAS sebagai cahaya bukan hanya bagi seniman, tapi bagi masyatakat Sulsel seutuhnya.

Zaenal sengaja membuat lukisan tanah liat, langsung di sela-sela dialog itu. Lewat lukisan berjudul ‘Menuju Matahari’ itu, Zaenal bercerita tentang sebuah perahu yang mengarungi lautan berombak, dan menuju ke arah cahaya matahari.

“Tanah liat yang saya pakai melukis ini berasal dari Gowa, Bone, Luwu dan Toraja. Mewakili tanah se-Sulsel. Semoga, IAS kelak berdiri tegak di tanah Sulsel,” tutur Zaenal Beta.

Dalam Dialog bertajuk ‘KPJ 17 Tahun, Rajut Rasa Raih Asa’ itu juga hadir IAS selaku pembicara. Selaku Pembina KPJ, IAS mengajak banyak pihak untuk ikut mendampingi KPJ menjawab tantangan zaman kekinian.

Ketua Umum KPJ Makassar, Erwin Z Jordan berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi di HUT 17 KPJ Makassar. “Terkhusus untuk kakanda Aco, terima kasih sudah selalu berada di sisi KPJ selama ini,” kata Erwin.

Sejumlah tokoh juga tampak hadir memeriahkan panggung musik yang berlangsung hingga larut itu. Ada Bacaleg DPR RI, Muhammad Datariansyah Indra Hamzah, Komut Fajar Online, Faisal Syam, Asnawi, Jefri, serta tamu khusus dari Lutim, H Taupin, dan banyak seniman senior Sulsel. Barvo 17 tahun KPJ Makassar. (*/Arman)

banner 728x250
error: waiit