MAKASSAR, INDIWARTA.COM – Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kota Makassar, Mubaraq akhirnya buka suara mengenai usulan pemecatan terhadap dirinya.
Pengusulan itu terkuak, lantaran ia dianggap tidak tegak lurus terhadap kebijakan partai.
Mubaraq yang saat ini masih menjabat sebagai Sekretaris DPD PSI Makassar yang sah mengaku, sangat menyangkan adanya berita pengusulan pemecatan tersebut.
“Ya memang ada berita pengusulan pemecatan, tapi kita serahkan ke mekanisme Partai,” ungkap Mubaraq, kepada awak media, Minggu (06/10/2024).
Dijelaskannya, bawah dirinya siap berdiri di garda terdepan untuk mendukung kandidat Wali Kota usungan Partai, asalkan mekanisme pemilihan atau penunjukan kandidat harus sesuai dengan aturan Partai.
“Hampir semua DPD se-Sulsel hanya tinggal menerima keputusan dukungan, tidak melalui mekanisme seperti di adakannya Kopdarda DPD tiap Kabupaten/Kota untuk mengusulkan kandidat ke Pimpinan Wilayah, setelah itu DPW meneruskan ke Dewan Pimpinan Pusat. Langkah ini yang tidak terpakai di hampir seluruh DPD di Sulawesi Selatan, begitupun dukungan Calon Gubernur, tidak ada mekanisme partai yang berjalan,” paparnya.
Mubaraq menegaskan, Partai Solidaritas Indonesia di Makassar, harus menang di kontestasi Pilkada serentak ini. Begitu pula dengan cerdas dalam memilih kandidat calon Wali Kota yang benar.
“Dari awal, mekanisme dukungan Pemilihan Partai kesalah satu calon Wali Kota Makassar yaitu Andi Seto Asapa sangat tidak baik dan tidak mendidik. Kami pengurus tidak diberikan usulan dan tanggapan mengenai siapa kandidat yang cocok untuk PSI dukung di Pilwali Makassar ini. Kopdarda tidak ada, rapat internal pengurus tidak ada, tiba-tiba rekomendasi dukungan muncul, ini tidak baik untuk Partai kedepannya,” ujarnya.
Kata Baraq, selain persoalan mekanisme pemilihan kandidat, ada beberapa faktor yang membuat dirinya dan beberapa pengurus seolah tidak bekerja untuk memenangkan kandidat usungan Partai.
“Yaitu dengan ketidakjelasan program kegiatan kampanye, jadwal dan bahkan alat peraga kampanye yang turun dari kandidat ke Partai, semua mentok hanya sampai di Ketua DPW dan DPD PSI Kota Makassar,” katanya.
“Sampai sekarang, kami seakan-akan hanya pasangan nama saja di team pemenangan Seto, tidak ada komunikasi dan agenda yang jelas kepada jajaran pengurus dan simpatisan partai,” ucapnya.
Karena situasi internal partai yang tidak sesuai lagi dengan tradisi di PSI, itulah yang membuat Baraq mengalihkan dukungan secara pribadi ke salah satu calon Wali Kota Makassar, yaitu ke pasangan MULIA, Munafri Arifuddin – Aliyah Mustika Ilham.
“Terus terang, saya beralih dukungan ke pasangan MULIA, karena faktor kecewa terhadap Ketua DPW (Pak Cuya) dan ketua DPD PSI Kota Makassar (israel),” katanya.
Diketahui sebelumnya, Ketua DPW PSI Sulsel, Muhammad Surya memerintahkan pemecatan kepada Sekretaris DPD PSI Makassar, Mubaraq dari jabatannya sebagai fungsionaris dan kader partai.
Sikap dan perilaku, lanjut Muhammad Surya, yang ditunjukkan Sekretaris PSI Makassar belakangan ini, sudah tidak loyal kepada kebijakan partai.
Terutama, terkait dukungan terhadap pasangan calon di Pilkada Serentak 2024, baik di Pilwalkot Makassar, maupun Pilgub Sulsel.
“Sikap dan perilaku yang ditunjukkan belakangan ini oleh saudara Mubaraq dalam jabatannya sebagai Sekretaris DPD PSI Kota Makassar, tidak bisa ditolerir lagi,” ujar Cuya kepada awak media, Sabtu (05/10/2024). (*/)