Bayi Prematur Ditinggal Orang Tua di RSUD Daya, Ketua BAZNAS Makassar : Sudut Pandang Islam, tidak Ada Pembenaran Menelantarkan

MAKASSAR, INDIWARTA.COM – Kisah bayi prematur yang ditelantarkan orang tuanya di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Daya, Kota Makassar, begitu menyentuh.

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar, pun turun tangan sekadar memberikan dukungan bagi bayi yang rentan berumur 25 hari tersebut, Jumat, (14/3/2025).

Selain nutrisi penting, seperti susu Lactogen khusus untuk bayi prematur, lembaga pemerintah nonstruktural beralamat di Jalan Teduh Bersinar Nomor 5 Makassar itu, juga memberikan popok, tissu basah dan tissu kering.

Bantuan diserahkan oleh Ketua BAZNAS Kota Makassar, diwakili Staf Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, Asrijal Syahruddin, didampingi dua staff amil pelaksana Ahmad Kamsir dan Syarifuddin Pattisahusiwa.

Bantuan diterima Humas RSUD Daya Kota Makassar, Wisnu Maulana, S.Kep didampingi Kepala Ruangan NICU (Neonatal Intensive Care Unit, atau Unit Perawatan Intensif Neonatal) Andi Saadah, S.Kes,NS, dan Farida dari UPTD Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Makassar.

Aksi peduli ini dilakukan, setelah BAZNAS Kota Makassar mendapat informasi dari UPTD DP3A Makassar, jika ada bayi prematur yang lahir di RSUD Daya, pada 20 Februari 2025, ditinggal pergi ibunya–Andi Putri Ainun, pada 22 Februari 2025 lalu.

Saat ke RSDU Daya, Hidayat (25), seorang lelaki (tukang parkir), mengaku sebagai suami Andi Putri Ainun berbekal Surat Keterangan Tidak Mampu dari Kelurahan Bara-barayya, Kecamatan Makassar, ke rumah sakit milik Pemerinrtah Kota Makassar, beralamat di Daya, Jalan Perintis Kemerdekaan, Kecamatan Biringkanaya tersebut..

Read More  Professional Komisioner dan Sekretaris KPU Takalar Wajib di Evaluasi

“Hanya saja, sayangnya, setelah melahirkan secara prematur bayinya dimasukkan di incubator. Ibunya pun menghilang entah kemana. Untung saja, pihak Rumah Sakit Umum Daya ini telah menjamin biaya rumah sakitnya,” kata Farida, dari DP3A Makassar kepada staff BAZNAS Makassar.

Farida berterima kasih kepada jajaran RSUD Daya, yang begitu peduli dengan keberadaan bayi prematur berjenis kelamin pria tersebut.

“Tentunya kami demikian, berterima kaish kepada jajaran di RSUD Daya ini. Sebab, disaat bayi kesulitan mendapat asupan gizi, mereka langsung berinisiatif penggalangan dana antar sesama tenaga perawat, guna membantu kebutuhan bayi,” ucapnya.

Menurutnya, beberapa hari setelah ibu si bayi ditemukan relawan UPTD DP3A Kota Makassar langsung diarahkan ke RSUD Daya. Malah, uang sisa yang terkumpuil dari tenaga medis pun diberikan kepadanya. Hanya saja, keesokan harinya, ibu si bayi ini menghilang lagi hingga Jumat hari ini.

“Tentunya, kami dari UPTD DP3A Kota Makassar, menyampaikan terima kasih kepada BAZNAS Kota Makassar, yang begitu menyentuh hati. Jika saja si bayi ini sudah tau diri, mungkin saja dia mengungkapkan kesyukuran. Hanya saja dia belum bisa apa-apa. Sebagai gantinya, kami menyampaikan terima kasih kepada jajaran BAZNAS Kota Makassar atas bantuannya ini. Dan perlu diingat bahwa, dalam berbagai hal, kami dari DP3A Makassar sering berhubungan dengan BAZNAS. BAZNAS Makassar sudah begitu banyak berkonstribusi bagi orang yang betul-betul membutuhkan,” terang Farida.

Read More  Rencana Deklarasi Pasangan HT-DM 28 Agustus Akan Dihadiri 10ribu Pendukung, Kasim Sila: Minta Maaf Pada Pengguna Jalan Jika Terjadi Kemacetan 

Menjawab pertanyaan tim media BAZNAS Kota Makassar, Andi Sadaah, S.Kes,NS mengakui, jika dalam satu bulan kedua orang tuanya tidak ke RSUD Daya mengambil bayinya, maka pihaknya akan menyampaikan ke jajaran Direksi RSUD Daya, untuk mengambil jalan tengahnya.

“Dan, biasanya, jika jajaran direksi RSUD telah mengambil sikap, maka nantinya bayi tersebut akan diserahkan ke Polwiltabes Makassar. Dari sana jika saja ada yang mau mengadopsi bayi ini, baru dibuatkan adminitrasinya,” ujarnya.

Di tempat terpisah, Ketua BAZNAS Kota Makassar, Dr. HM. Ashar Tamanggong dikonfirmasi, pihaknya sangat sedih mendengar kabar bayi terlantar itu.

Hanya saja, dijelaskannya, sebagai lembaga amil, tentunya BAZNAS memiliki tanggungjawab moral membantu mereka yang membutuhkan. Tentunya, BAZNAS tidak bisa berdiam diri saat melihat anak tidak berdosa itu menderita.

Ashar Tamanggong mengatakan, masa depan bayi terlantar ini masih belum jelas, Meski demikian, berkat intervensi tepat waktu baik dari pihak RSUD Daya Makassar, lembaga-lembaga terkait, maupun dari BAZNAS Kota Makassar, maka bayi yang rentan ini memiliki kesempatan untuk berjuang dan menerima perawatan, serta dukungan yang sangat dibutuhkannya.

Contoh si bayi prematur ini, demikian Doktor Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar itu, menjadi pengingat yang kuat akan peran penting BAZNAS, utamanya dalam memberikan harapan dan bantuan kepada mereka yang menghadapi situasi yang paling menantang.

Read More  Kapolres Bantaeng Laksanakan Safari Jum'at Untuk Menjalin Silaturahmi

ATM sapaan akrab HM. Ashar Tamanggong, bayi prematur yang ditelantarkan kedua orang tuanya, merupakan masalah yang kompleks dan memiliki banyak sisi. Kemungkinan salah satunya adalah, berakar pada berbagai faktor sosial, dan ekonomi.

Meski demikian, dari sudut pandang Islam, tidak ada pembenaran menelantarkan seorang anak, apalagi bayi prematur, apapun keadaannya.

Makanya Islam mengajarkan, tindakan memberikan perawatan dan bantuan, misalnya kepada bayi yang rentan, dianggap sebagai tindakan ibadah penting.

Dalam berbagai ajaran Nabi Muhammad SAW menekankan pentingnya memperlakukan anak-anak dengan kebaikan, cinta, dan kasih sayang.

Sebelum menutup komentarnya, ATM melihat peran BAZNAS, khususnya di Makassar dalam menyediakan Lactogen susu prematur yang ditelantarkan oleh orang tuanya, merupakan cerminan dari nilai-nilai dan prinsip-prinsip Islam yang lebih luas.

“Tentunya, bantuan nutrisi dari BAZNAS kepada bayi prematur, penekanannya lebih dari kasih sayang, belas kasihan, keadilan sosial, dan kesetaraan. Nutrisi berupa susu Lactogen Prematur bagi bayi yang rentan, menandakan BAZNAS Makassar menjunjung tinggi martabat dan kesucian hidup manusia dan kemanusiaan,” papar da’i kondang kelahiran Takalar ini, melalui Din Pattisahusiwa/tim media Baznas Kota Makassar. (*/Arman)